Jakarta – Seorang pemuda asal Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara berinisil MR (20) ditangkap pihak Polsek Balaraja di kawasan Sentul Jaya, Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Pemuda itu ditangkap pada Sabtu (12/8/2023) atas dugaan menjual obat keras daftar G tanpa izin jenis tramadol dan hexymer. Sementara keluarganya baru mengetahui perihal penangkapan tersebut seminggu paska kejadian.
Sekitar 6 hari lalu, keluarga menerima surat dari Polsek Balaraja dan Kejaksaan Negeri Tangerang bertanggal 2 September 2023 dengan perihal perpanjangan masa penahanan terhadap MR, demikian bunyi keterangan tertulis diterima thetime23.com, Sabtu (16/9/2023) malam.
Namun, sejak penangkapan keluarga tidak pernah berkomunikasi langsung dengan MR. Karena itu, ibu MR lantas melapor kepada anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma dan meminta bantu memastikan kebenaran dan keberadaan putranya.
Berdasarkan identitas MR dan surat perpanjangan penahanan yang dikirim orang tuanya, Haji Uma mendatangi Polsek Balaraja, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, guna memastikan kebenaran informasi terkait kasus dan keberadaan MR.
Setiba di Polsek Balaraja, Haji Uma disambut Iptu Iwan Wahyudi, SH Kanit Reskrim Polsek Balaraja yang kemudian membenarkan penangkapan MR selaku penjaga toko atas dugaan menjual obat keras tanpa izin.
Penangkapan dilakukan atas laporan warga setempat. Hasilnya ditemukan barang bukti berupa 55 butir tramadol dan 150 butir hexymer.
Kemudian Haji Uma diizinkan bertemu dengan MR yang langsung mengenal sosok yang datang menemuinya. MR pun lalu bercerita panjang lebar terkait kronologi penangkapannya.
Haji uma menyampaikan pesan dari ibunya MR yang meminta anaknya untuk pulang ke Aceh jika sudah bebas. Pada Haji Uma, MR mengaku menyesal dan akan pulang ke kampung jika sudah selesai menjalani masa hukuman nanti.
Pada kesempatan itu, MR juga untuk pertama kalinya berkomunikasi dengan ibunya sejak ditangkap melalui telepon seluler Haji Uma. Kepada MR, Haji Uma juga turut berpesan agar bekerja secara baik dan tidak melanggar hukum di perantauan.
Haji Uma juga menjelaskan, dirinya mau membantu memastikan keberadaan MR karena orang tua MR di Aceh meminta bantu, sebab tidak dapat berkomunikasi sejak penangkapan putranya. Apalagi keluarga MR berekonomi lemah.
“Jadi MR ini keluarganya berekonomi lemah. Ibunya yang hidup sendiri terus dilanda susah karena tidak punya akses komunikasi dengan anaknya sejak MR ditangkap. Karena itu ibunya meminta bantuan saya memastikan keberadaan anaknya,” tutup Haji Uma.