Sigli. Thetime23.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten, (DPRK), Pidie, Mahfuddin Ismail, mendesak bupati agar memberi izin kepada para Keuchik untuk studi banding ke luar daerah. Hal itu perlu dilakukan untuk menambah pengalaman dalam pengelolaan dana desa.
Hal itu disampaikan Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, saat silaturrahmi dengan 730 Keuchik di Kecamatan Tiro, beberapa hari yang lalu.
Mahfuddin menegaskan, Keuchik dan perangkat gampong harus mempunya inovasi dalam mengelola gampongnya masing-masing. Kalau Keuchik dan perangkat gampong kurang memiliki ilmu dalam mengelola gampong yang mandiri penuh dengan inovasi dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteran warganya.
Maka Kata Mahfud, sepatutnya bisa belajar ke daerah laen, berilah kesempatan kepada keuchik dan perangkat gampong untuk belajar dan melihat secara langsung keberhasilan Desa di daerah lain, “saya pikir kita tidak boleh alergi ketika Keuchik melakukan studi banding ke daerah lain, namun perlu penekanan bahwa hasil dari kunjungan tersebut harus ada output yang di hasilkan dan kemudian mampu mengembangkan gampongnya untuk lebih mandiri dari segala lini,” tegas Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail.
“Saya pikir Pj Bupati memberikan kesempatan luas kepada Keuchik dan perangkat gampong lainnya untuk belajar,mempelajari dan melihat secara nyata akan keberhasilan desa lainnya. Barangkali di Sumatera atau ke Pulau Jawa manapun di tempat lainnya yang sudah lebih duluan maju dalam mengelola desanya.
Keuchik dalam mengelola gampong dengan adanya sentuhan dana desa agar mampu meningkatkan perekonomian rakyat di kawasan gampongnya sehingga memberikan nilai tambah dalam pengentasan kemiskinan. Sehingga mampu berdikari utuk terwujudnya kemakmuran dan keadilan.
Pemerintahan gampong perlu terus mengatur regulasi dan melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah demi terwujudnya gampong yang mandiri dan berinovasi.
Selanjutnya kata politisi Partai Aceh, (PA), itu, mengapa perlu melakukan studi banding. Hal ini penting untuk menggali sebanyak mungkin informasi yang bisa didapat scara teknis real dan empiris. Untuk dijadikan barometer dan pembanding yang kemudian masuk untuk menemukan sebuah pembaharuan yang aplikatif, baik untuk rencana ke depan dalam jangka pendek dan jangka panjang secara berkesinambungan.
Sebagai wujud mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan. Jadi dengan kata lain tujuan dari studi banding tersebut adalah. Untuk menambah dan memperkaya wawasan dalam meningkatkan kemampuan pengeloaan gampong. Untuk memperoleh pengalaman baru dari ditempat lain yang dapat diterapkan di gampong, untuk menambah cakrawala berfikir kita dalam pembangunan gampong yang bersinergi dalam segala bidang kehidpan.
Sebagai studi sebut Mahfud, perbandingan dalam pengeloaan desa sesuai dengan potensi yang ada di gampong masing-masing baik disektor pengelolaan lingkungan hidup, pertanian, agro wisata, pembudidayaan perikanan air tawar, peternakan, kepemudaan, dan pemanfaatan prasarana irigasi yang ada.
Demikian juga kami berharap para Ulama dan teungku-teungku agar senantiasa dan selalu memberikan masukan dan saran pertimbangan kepada kami dalam menentukan Kebijakan Daerah. Hal ini adalah sangat penting yang merupakan sebagai perwujudan satu diantara 4 hal pokok dalam penyelenggaran keistimewaan Aceh.
“Ini semua merupakan nilai tambah untuk kita dalam mendukung pembangunan nasional sebagai bagian dari terciptanya tujuan negara. Jelas Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail.